Memilikikemampuan asesmen; mampu melakukan interview, observasi, tes psikologi yang diperbolehkan sesuai dengan prinsip psikodiagnostik dan Kode Etik Psikologi Indonesia; Memiliki kemampuan pengukuran psikologis: mampu mengembangkan instrumen pengukuran psikologi berlandaskan pada kaidah-kaidah teori tes klasik; Memiliki kemampuan
Dalamkehidupan sehari hari, seseorang selalu mencoba melakukan percobaan (eksperimen). Itu yang melandasi bagaimana munculnya psikologi eksperimen. Karena pada wakti itu para ahli filosofi menentang tenang ilmu baru tersebut. Karena Psikologi seperti yang kita kenal saat ini awalnya tidak tampak pada ruang pikir intelektual.
Telepon (022) 779-4126 / 7794127. Faksimile: (022) 87920376. Dekan: Zahrotur Rusyda Hinduan, S.Psi., MOP., Ph.D. Website: https://psikologi.unpad.ac.id. Deskripsi: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran didirikan berdasarkan SK Menteri PTIP nomor 037/SEK/PU/61, tanggal 18 Agustus 1961. Setelah itu pada tanggal 2 September 1961, di Aula
Tidakbanyak orang awam yang mengetahui sejarah psikologi di dunia, baik perkembangan sebelum tahun 1879 hingga saat ini. Definisi psikologi menurut S. Freud adalah ilmu tentang ketidaksadaran manusia. Sedangkan menurut Descartes dan Wundt (Davidoff, 1981), pengertian psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia. Dari dua definisi tersebut
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Berita mengenai peluncuran perdana Psikologi Indonesia Pendaftaran di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia E-ISSN 2685-7758 Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia PP HIMPSI secara rutin menerbitkan Psikologi Indonesia yang bertujuan untuk mempopulerkan hasil riset psikologi yang dilakukan oleh ilmuwan psikologi Indonesia, memberikan wawasan ilmiah atas isu-isu psikologi terkini di Indonesia, mempopulerkan pemikiran tokoh-tokoh psikologi Indonesia yang telah memberikan sumbangsih dalam memperkuat pondasi keilmuan dan praktik psikologi di tanah air, serta mensosialisasikan kredibilitas Program Studi yang menyelenggarakan pendidikan psikologi di Indonesia. Media ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi, informasi dan promosi bagi komunitas psikologi di Indonesia. Psikologi Indonesia terbit dengan format buletin yang memiliki 11 sebelas rubrik yang akan dibagikan secara gratis kepada anggota HIMPSI. Rubrik-rubrik tersebut adalah Editorial, Artikel Ilmiah Populer, Etika, Berita, Surat Pembaca, Isu Psikologi Terkini, Advertorial Program Studi, Ulasan Tokoh, Resensi Buku, Kegiatan & Refleksi Asosiasi/Ikatan Minat, dan Iklan. Dengan penampilan yang eksklusif dan rubrik yang menarik, serta pendistribusian yang tepat, maka Psikologi Indonesia ini sangat cocok sebagai media diseminasi kepada komunitas psikologi di Indonesia. Ada sebuah pertanyaan besar sehubungan dengan siapa yang sebenarnya membaca manuskrip jurnal ilmiah dan seberapa besar dampaknya pada masyarakat. Meho 2007 menyebutkan bahwa separuh dari artikel yang pernah terbit di jurnal bereputasi tidak pernah dibaca oleh siapapun kecuali oleh penulisnya sendiri, mitra bestari, dan editor. Lattier 2016 menyajikan data bahwa hanya 18 persen artikel yang ada dalam ilmu humaniora yang pernah dikutip oleh peneliti lain, bahkan hanya 20 persen dari artikel yang pernah dikutip tersebut yang benar-benar dibaca. Angka ini cukup mengejutkan karena tidak hanya mayoritas artikel yang pernah terbit hanya tertumpuk sia-sia dalam database pengindeks jurnal, namun bahkan si pengutip artikel pun abai dalam membaca keseluruhan artikel yang dikutipnya. Sikap skeptis atas keterbacaan jurnal ini juga diamini oleh Profesor Emeritus dari Universitas Missouri, Arthur Jago 2018, yang menyatakan bahwa problem rendahnya keterbacaaan artikel ilmiah ini juga dikarenakan ruang lingkup pembaca yang terbatas pada jurnal-jurnal ilmiah. Baik Lattier maupun Jago mengacu pada penelitian Simkin dan Roychowdhury 2002 yang membuktikan persentase 20 persen tersebut dengan metode yang didasari oleh stochastic modelling. Ironi atas ketidakterbacaan artikel-artikel dalam jurnal ilmiah ini juga sempat diangkat pada harian The Straits Times oleh Biswas dan Kircher 2015 dengan tajuk yang sarkas “Prof, no one is reading you.” Problem keterbacaan artikel yang rendah tersebut masih ditambah lagi dengan bahasa akademik yang digunakan yang cenderung sulit dipahami Ball, 2017. Plaven-Sigray dkk 2017 menganalisis lebih dari abstrak dari 123 jurnal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat penurunan keterbacaan dari masa ke masa dikarenakan penulis yang lebih senang menggunakan jargon-jargon ilmiah dengan kompleksitasnya yang hanya dipahami kalangannya saja. Hal ini tentunya memprihatinkan dikarenakan proses publikasi satu manuskrip dalam jurnal bereputasi membutuhkan usaha yang besar melalui penelitian yang ketat dan tidak jarang diselesaikan dalam periode waktu yang panjang. Perdebatan dan kebaruan ilmu yang topiknya berkutat dengan hajat hidup orang banyak justru seringkali hanya dapat dikonsumsi terbatas pada lingkup akademik yang memahaminya saja. Ada harapan besar bahwa penelitian dan perkembangan keilmuan yang terbaru seharusnya dapat dikonsumsi secara lebih luas dengan menggunakan bahasa yang lebih renyah, sehingga memberikan dampak yang nyata pada peneliti riset tindakan dan praktisi yang menjadi agen perubahan di dalam masyarakat. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa ada pola pikir yang mesti berubah terkait penyebaran ilmu pengetahuan. Dampak besar ilmu pengetahuan bukanlah sekedar ketika ia dapat dimuat di jurnal terindeks bereputasi, namun ketika hasil pengetahuan tersebut dapat menjangkau agen-agen perubahan dan dinikmati masyarakat secara langsung. Biswas dan Kircher 2015 menyarankan bahwa para ilmuwan seharusnya mempertimbangkan menulis artikel populer agar hasil penelitiannya berdampak luas. Tulisan populer yang bersumber dari penelitian ilmiah diharapkan dapat menjangkau pembaca yang lebih luas sehingga pada akhirnya berimplikasi pada praktisi dalam bertindak dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan terkait orang-orang dalam komunitasnya. Himpunan Psikologi Indonesia HIMPSI memiliki anggota lebih dari orang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Latar belakang profesi anggota HIMPSI juga beraneka ragam mulai dari akademisi, peneliti riset tindakan, guru, terapis dan sebagainya. Keanekaragaman profesi dan persebaran anggota ini membuat PP HIMPSI melihat pentingnya melahirkan sebuah media populer yang terbit secara berkala yang dapat dijadikan sarana pertukaran informasi dan komunikasi terkait perkembangan ilmu beserta dinamikanya pada semua komunitas psikologi di Tanah Air. Informasi keilmuan yang dapat dibaca oleh semua komunitas psikologi yang majemuk ini diharapkan dapat berdampak langsung dimana setiap anggota yang berlatar belakang keilmuan psikologi dapat menjadi agen-agen perubahan dalam lingkungan masyarakatnya dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Atas hal tersebut diatas pengurus pusat HIMPSI menginisiasi lahirnya buletin “Psikologi Indonesia”.
Sejarah psikologi di indonesia- Tidak afdol rasanya apabila kita hanya mengetahui mbahnya psikologi dunia, lalu mbahnya psikologi di Indonesia siapa ya? jeng jeng Slamet Iman Santoso itulah nama mbahnya psikologi di Indonesia. Beliau adalah perintis dan pendiri Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan juga perintis studi psikologi di Indonesia. Beluiau menempuh pendidikannya di Europeesche Lagere School ELS dan Hollandsch Inlandsche School antara tahun 1912 dan 1920 ;Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO di Magelang pada tahun 1920 hingga 1923; MAS-B di Yogyakarta pada 1923 hingga 1926; Indische Arts STOVIA pada tahun 1926 hingga 1932; dan Geneeskunde School of Arts Batavia Sentrum pada 1932 hingga 1934.[1] Slamet Iman Santoso menduduki posisi Pembantu Rektor I ketika Sjarif Thajeb 1962–1964 dan Sumantri Brodjonegoro 1964–1973 menjabat sebagai Rektor UI. Menyusul kematian Sumantri Brodjonegoro pada tahun 1973 ketika tengah menjabat sebagai rektor, Slamet Iman Santoso ditunjuk menjadi Pejabat Rektor UI. Ia mengakhiri jabatannya pada tahun 1974, ketika jabatan itu beralih ke Mahar Iman Santoso dikenal sebagai seorang tokoh psikologi yang jujur, tegas, dan konsisten. Selain dikenal sebagai orang yang ahli di bidang psikologi, beberapa penghargaan lain juga telah didapatkannya. Penghargaan yang telah didapatkannya, yaitu sebagai penerima bintang Mahaputra Utama III pada tahun 1973 dan Ikatan Dokter Indonesia IDI pada tahun 1989, dan penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo. Selanjutnya, beliau juga pernah menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan pada tahun 1937-1938. Slamet Iman Santoso dikenal juga sebagai orang pertama yang mengusulkan gagasan di dunia pendidikan tentang pentingnya satu acuan yang sama untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia. Gagasan tersebut beliau sampaikan pada 1979 hingga 1981. Tokoh psikologi Indonesia ini juga memiliki beberapa karya berupa buku yang telah dikenal oleh masyarakat luas semasa hidupnya. Salah satu karya buku beliau, yaitu buku berjudul Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta 1977.Slamet Imam Santoso meninggal pada usia 97 tahun pada Selasa, 9 November 2004. Istri beliau telah meninggal lebih dulu pada November 1983. Demikianlah ulasan mengenai Slamet Iman Santoso sang Bapak Psikologi Indonesia.
Kata tes dalam bahasa latin biasa dikenal sebagai lati testum, dimana dalam hal ini berarti acup, mangkok atau alat yang dipakai untuk memeriksa dalam menentukan mutu. Jika kita bandingkan dengan kehidupan kita sehari- hari tes bisa dikatakan sebagai sebuah ujian atau adanya pemeriksaan yang bukunya Anastasi 1971 mengemukakan mengenai “A Psyologycal test is essentially an objective and standartdized measure a sample behavior” dimana dalam hal ini tes psikologi merupakan adanya penentuan yang lebih objective dan juga sudah dilakukan standarisasi terhadap sampel tingkah tes juga kita mengenal macam-macam metode testing dalam psikologi. Sebenarnya tes psikologi sendiri merupakan sebuah kumpulan yang perlu dijawab sehingga bisa memberikan informasi secara tepat. Nah, bagaimana sejarah perkembangan tes dalam psikologi itu sendiri?Sejarah Awal Tes dalam PsikologiSejarah perkembangan di mulainya alat tes ini sebenarnya ketika sebelum masehi. Untuk dimulainya sendiri memang sudah dilakukan sejak berabad- abad lamanya. Hal ini juga bisa terbukti dari dimulainya sebuah pegawai di china yang diharuskan melakukan tes ketika 2200SM. Dari hal inilah kemudian menjadi jauh lebih berkembang lagi dan dirubah dalam bentuk juga Tes Psikologi Menjadi Penting untuk Menentukan PekerjaanTips Mengerjakan Tes PsikologiManfaat Psikotes Untuk SDM PerusahaanJenis Tes Dalam Layanan PsikotesAgresi Menurut Psikologi SosialFisiognomi sendiri merupakan sebuah ilmu yang menganalisis mengenai anggota badan untuk bisa membaca peruntungan dan juga watak seorang manusia. Dimana ilmu yang satu ini mulai dikembangkan oleh ilmuwan aristoteles sat 384SM. Saat abad ke 18 terjadi sebuah perubahan pandangan pada retardasi mental dimana dalam hal ini mengalami sedikit perubahan yang kemudian ketika abad ke 19 dilakukan tes binet untuk memasuki bagian tahap esquirol yang mulai mengembangkan retardasi mental dan juga penguin ketika awal masuk tahun 1837, dimana pada tahun yang sama mulai memberikan pelatihan pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental. Tahun 1879 tepatnya di jerman Wundt mendirikan sebuah tempat yang dijadikan sebagai eksperimen di secara perlahan psikologi eksperimental sedikit demi sedikit mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Francis Galton pun mulai mendirikan laboratorium anthropometris saat tahun 1884 di London. Ketika memasuki tahu 1917, Robert M Yerkes membuat sebuah tes intelegensi dalam kelompok, dan dapat menghasilkan tes beta dan juga army dari adanya tes intelegensi, kemudian berlanjut dengan tes bakat aptitude testing. Dimana saat tahun 1904 peneliti Charles spearman melakukan penelitian dalam bidang perkembangan bakat yang dilanjutkan saat tahun 1928 oleh Hollingworth dimana dalam penelitiannya melakukan tes perkembangan prestasi dengan kejeniusan yang berbeda- peneliti di negara Amerika pun sudah melakukan berbagai penelitian yang khusus dalam pengembangan atau segala hal yang berkaitan dengan sebuah tes. Kemudian dilanjutkan selama 10 tahun oleh Thurstone dari Saat Abad ke 19Dalam sejarah perkembangan tes dalam psikologi, ketika memasuki abad ke 19 psikologi eksperimental berubah menjadi sebuah pengukutan dan perbedaan individual. Saat itu adapun tujuan yang diselenggarakan hal ini merupakan sebuah lulusan agar bisa lebih mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam hal ini juga keseragaman menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya dilihat dari adanya perbedaan- perbedaan yang itu pun ketika ada sebuah masalah perlu dilakukan telaah dengan baik, misalnya segala hal yang menyangkut dengan kepekaan amnesia, pendengaran dan juga berbagai indra yang diperdengarkan, agar nantinya bisa mempengaruhi jalannya sebuah pergerakan tes di dalam juga Bahaya Anak Kecanduan You Tube Menurut PsikologiGangguan Psikologis Penyebab ImpotensiFungsi Observasi Dalam PsikodiagnostikGaming DisorderHubungan Kecerdasan Emosional dan Motivasi BelajarHakikat Dalam Tes PsikologiDalam Sejarah perkembangan tes dalam psikologi, fungsi tes sendiri dilakukan agar bisa mengukur perbedaan dan juga adanya sebuah individu yang dilakukan berbagai reaksi satu sama lain yang berbeda. Adapun fungsi tes dalam layanan BK yang biasanya kita lihat di berbagai sekolah juga tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang muncul dan juga dilakukan perkembangan tes dalam psikologi merupakan sebuah identifikasi yang dilakukan dengan seseorang yang ada di belakang tes yang dilakukan dalam hal ini dilakukan untuk bisa menyelaraskan berbagai kebutuhan dan juga sebuah penilaian yang ada di dalam pendidikan. Kita juga bisa melakukan klarifikasi agar nantinya bisa mengambil adanya manfaat yang ditujukan untuk sebuah pelajaran konseling untuk anak sekolah. Dimana pendidikan konseling ini memang perlu dilakukan untuk anak- anak usia atau sebuah tes yang dilakukan dalam sebuah bidang industri, atau yang dilakukan untuk kebutuhan manusia memang sebaiknya dilakukan dengan cara yang bertahap. Keterlibatan segala aspek yang menyangkut testing psikologis pun perlu dilakukan agar bisa lebih paham mengenai aspek kehidupan seseorang, hubungan interpersonal dan juga sebuah ketentraman emosi yang itu penggunaan tes dalam peningkatan pemahaman dan juga untuk tujuan mengembangkan diri pun harus dilakukan, agar nantinya bisa membuat diri anda jauh lebih paham mengenai berbagai pemahaman diri dasarnya sebuah tes psikologi itu dilakukan dengan cara pengukuran dan juga hal- hal yang obyektif. Namun dari berbagai cara yang dilakukan terdapat berbagai proses keputusan serta hal yang dibakukan untuk sebuah sampel perilaku. Untuk penilaian nya sendiri biasanya dilakukan dan juga disesuaikan dengan prediksi konotasi mengenai kinerja individu yang bisa lebih luas dalam melakukan kita mengartikannya dalam pengertian yang jauh lebih luas, di dapatkan sebuah hasil prediksi konotasi kinerja temporal, misalnya saja seorang individu di masa depan, namun jika secara logis kita kaitkan dengan sampel perilaku dimana danya sebuah prediksi untuk berbagai hal yang untuk jenis tes nya sendiri memang berbeda- beda. Dalam setiap tes dilakukan berbagai evaluasi yang dikaitkan dengan sebuah data empiris. Namun dalam sebuah tes atau skor yang dilakukan bisa diinterpretasikan agar bisa membandingkan sebuah skor yang dilakukan di dapatkan sebuah hasil juga Jenis Makanan yang Menyebabkan AlzheimerBahaya Mengeluh Menurut PsikologiFakta Abraham Maslow, Tokoh Berjasa di Bidang PsikologiJenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu SuksesPerempuan yang Berjasa di Bidang PsikologiManfaat Dilakukannya Sebuah Tes PsikologiManfaat dilakukannya sebuah tes dalam psikologi dapat diambil dari sebuah psikodiagnostik, dimana untuk hal yang satu ini memiliki tujuan agar bisa melkaukan klarifikasi, interpretasid dan juga sebuah pendeskripsian serta prediksi dimana dapat memecahkan sebuah masalah atau problem yang berkaitan dengan perkembangan anak, pendidikan, pekerjaan, sebuah minat, adanya bakat dan juga bisa mengetahui kecerdasan seorang individu agar bisa menyesuaikan dengan jurusan yang akan diambilnya tes psikologi dalam bidang klinis, di dalam hal perkembangan anak juga berkaitan dengan hal yang satuu ini, dimana hubungan psikologi klinis memiliki keterkaitan dalam minat dan juga evaluasi dalam seleksi karyawan yang dilakukan sebuah perusahaan, atau seornag karyawan yang akan naik jabatan pun biasanya dilakukan berbagai tes terlebih sejarah perkembangan tes dalam psikologi yang kini banyak sekali dijumpai dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Sejarah perkembagan Alat Tes Psikologi dalam di telisik jauh sebelum masehi. Tes psikologi sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, terbukti dengan adanya ujian pada pegawai negeri di Cina pada tahun 2200 SM. Kemudian, tes psikologi berkembang dalam bentuk fisiognomi ilmu yang menganalisis anggota badan untuk membaca peruntungan dan watak manusia. Ilmu ini dikembangkan oleh Aristoteles pada tahun 384 SM. Pada abad ke-18, pandangan terhadap retardasi mental mulai mengalami perubahan. Kemudian pada awal abad ke-19, tes awal Binet memasuki tahap pengembangan. Selain itu, Esquirol juga mengembangkan diagnosis retardasi mental, dan Seguin, pada tahun 1837, mulai memberikan pelatihan pada orang-orang dengan keterbelakangan mental. 1879, Wundt mendirikan laboratorium eksperimental di Leipzig, Jerman. Setelahnya, psikologi eksperimental mulai mengalami perkembangan. Francis Galton mendirikan laboratorium Anthropometris di London pada tahun 1884. Tahun 1890, James McKeen Cattel mulai memperkenalkan istilah tes mental’. Kemudian, Kraepelin menciptakan tes operasi aritmetika sederhana, yang berfungsi untuk mengukur dampak latihan, memori, kerentanan terhadap kelelahan dan penurunan perhatian pada tahun 1895. Memasuki tahun 1897, Ebbinghaus menyelenggarakan tes-tes komputasi aritmetik, rentang memori dan melengkapi kalimat bagi anak-anak sekolah. Di tahun 1905 Binet & Simon membuat sebuah tes kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai skala Binet-Simon pertama. Skala ini direvisi pada tahun 1908, di dalamnya berisi tentang pengenalan konsep tingkat mental. Revisi ketiga hadir pada tahun 1911, dan pada tahun 1916, tes StarfordBinet lahir. Tes Binet merupakan tes yang dilakukan untuk individu. Berpindah pada tahun 1917, Robert M. Yerkes membuat tes intelegensi kelompok yang pertama, dan menghasilkan tes Army Alpha dan Beta. Sedangkan Arthur S. Otis memperkenalkan pilihan ganda dan jenis-jenis soal obyektif lainnya. Selain tes intelegensi, tes psikologi yang turut berkembang adalah tes bakat aptitude testing. Charles Spearman, pada tahun 1904, melakukan penelitian tentang pengembangan-pengembangan tes bakat. Pada tahun 1928, Hollingworth mengemukakan perbedaan prestasi anak dengan tingkat kejeniusan yang berbeda. Di tahun yang sama, T. L. Kelley, seorang peneliti Amerika melakukan pengembangan analisis faktor yang digunakan pada penyusunan tes, diikuti 10 tahun setelahnya oleh L. L. Thurstone dari Inggris. Tes prestasi achievement test mulai berkembang ketika E. L. Thorndike membuat tes standar pertama untuk mengukur hasil pengajaran sekolah. Di tahun 1923, Stanford Achievement Test yang pertama dipublikasikan. Tes ini dikembangkan oleh Truman L. Kelley, Giles M. Ruch, dan Lewis M. Terman. Tahun 1919, Woodworth menghasilkan personal data sheet. Tes kepribadian pun berkembang. Pengembangan selanjutnya muncul pada 1930, dimana inventori neurosis Thurstone Inventory Personality diperkenalkan. Lalu pada tahun 1931, muncul Bernreuter Personality Inventory untuk mengukur empat dimensi kepribadian, serta adanya pengembangan dari MMPI. Tes terakhir yang juga berkembang adalah tes proyektif. 1800an, Francis Galton membuat tes berbentuk asosiasi kata. Tes ini disempurnakan oleh C. G. Jung pada tahun 1910. Hermann Rurschach, pada tahun 1921 membuat 10 kartu bercak tinta. 5 tahun setelahnya, Goodenough menganalisis gambar anak. 1935, Thematic Apperception Test dibuat oleh Morgan dan Murray. Pada tahun 1948, HTP Test muncul, dan pada 1949 lahir Machover Drawing Human. Rangkaian sejarah perkembangan Alat Tes Psikologi dapat dilihat di bawah ini 2200 SM Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru Yunani Kuno Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan Abad Pertengahan Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal 1837 Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita retardasi mental dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non verbal 1838 Esquirol mempublikasikan Mental Retardation MR berdasarkan macam dan tingkat gangguannya 1884 Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exhibit 1890 James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton 1897 Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dan sentence completion 1901 Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang 1905 Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama 1913 Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia pertama 1916 Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet 1917 Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes kepribadian yang pertama 1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach 1921 Psychological Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi didirikan oleh Cattell, Thorndike dan Woodworth 1925 Berkembangnya SAT Scholastic Aptitude Test oleh Bingham dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone, Kelly 1927 Edisi Pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan 1939 Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan 1942 Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan 1949 Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan
sejarah tes psikologi di indonesia